Saat hendak bepergian, Asri (42) sibuk mencari kunci mobil. 
Pencariannya ke kamar, ke meja kerja, dan beberapa tempat lain tak membuahkan 
hasil. Barulah, setelah beberapa saat, ia teringat bahwa sang kunci 
'bertengger' di tas yang ia jinjing sedari tadi. Inikah tanda-tanda pikun? 
Pikun atau demensia memang biasa terjadi pada lanjut usia (lansia). 
Demensia menyebabkan kualitas hidup penderitanya jelek dan hubungan sosial 
menjadi terganggu. Tak hanya itu, penderita juga menjadi beban keluarga 
dan negara, kata dr Astuti SpS dari SMF (Staf Medik Fungsional) Saraf di 
RS Dr Sardjito, Yogyakarta.
Proses menua dan usia lanjut memang proses alami. Fenomena menua ini 
juga terjadi pada otak. Hal yang paling dirasakan adalah kemunduran daya 
ingat (memori) dan ini bisa secara normal dan tidak normal. Inilah yang 
kemudian menyebabkan demensia. Padahal, kepikunan pun bisa diperlambat 
lho! Seperti Asri, misalnya, ada baiknya ia melakukan berbagai latihan 
khusus memperlambat pikun, sebelum usia terlanjur lanjut.
Kemampuan daya ingat yang menurun secara normal pada lansia disebabkan 
oleh proses berpikir menjadi lamban, kurang menggunakan strategi memori 
yang tepat, dan kesulitan untuk pemusatan perhatian dan konsentrasi. Ia 
juga memerlukan lebih banyak waktu untuk belajar hal yang baru, 
memerlukan lebih banyak isyarat untuk mengingat kembali apa yang pernah 
diingatnya. Orang yang mengalami kepikunan yang tidak normal, ia bisa lupa 
makan, lupa nama pasangan, benda, angka, atau keterampilan yang pernah 
dikuasai. Terkadang, ia pun lupa dengan aturan-aturan sosial.
Untuk itu Astuti pun memberikan beberapa kiat mengatasi kemunduran daya 
ingat atau memperlambat kepikunan. Intinya, jangan biarkan otak Anda 
berhenti bekerja. Berikut kiatnya:
- Selalu belajar, berarti aktifkan otak Anda. Bangkitkan minat memakai 
pikiran dengan cara misalnya membiasakan membaca buku-buku yang 
bermanfaat, seperti membaca Al-Qur'an rutin, matematika, berhitung, merancang, 
atau memasak.
- Ulangi informasi yang baru untuk disimpan dalam ingatan
- Melatih memusatkan perhatian/konsentrasi, misalnya: dengan berdzikir, 
shalat yang khusuk, yoga, dan lain-lain.
- Rekreasi.
- Ikut kegiatan sosial.
- Konseling ke spesilis saraf, untuk deteksi dini demensia.
- Membuat catatan atau biografi merupakan aktifitas lansia yang paling 
baik dan sangat berharga.
- Menjaga kesehatan tubuh dengan pola hidup sehat seperti makan-makanan 
sehat, istirahat/tidur cukup, hindari rokok dan alkohol.
- Gerak Latih Otak (senam otak) dan olahraga lain sesuai kemampuan.
Gerak dan Latih Otak
Pada prinsipnya dasar latihan otak adalah ingin otak tetap bugar dan 
mencegah pikun. Otak adalah satu-satunya organ yang kecanggihannya 
menurut para peneliti lebih canggih dari tata surya di alam lain. Seumur 
hidup manusia menurut penelitian, otak hanya terpakai 20 persen dan 80 
persen lainnya belum terungkap, kata dr Astuti SpS.
Astuti memberi contoh, tersumbatnya di bagian otak sebelah kiri di atas 
telinga kita itu pusat berbahasa. Akibatnya, orang akan sulit 
bicaranya. Jika yang terjadi lesi di atas puncak kepala, pas pusat penggerakan 
jari tangan atau bibir, bisa cadel, lumpuh, dan sebagainya. ''Kita harus 
memberi edukasi pada masyarakat untuk memelihara otak tetap bugar. 
supaya kualitas hidupnya tetap terjaga baik. Karena sedikit lesi (luka), 
jaringan otak tidak berfungsi sehingga dengan sendiri aktivitas/kualitas 
hidup seseorang menjadi jelek,''kata Astuti.
Salah satu latihan untuk otak adalah dengan senam otak sehat atau yang 
diciptakan oleh Asosiasi Alzheimer Indonesia disebut Gerak dan Latih 
Otak (GLO). GLO ini bisa dilakukan oleh semua usia. Pada penderita 
epilepsi anak, anak dengan cerebral palsy, anak yang gerak tangannya tidak 
terkoordinasi selain difisioterapi, mereka juga bisa dilatih otaknya 
lewat GLO.
GLO ini gerakannya mudah dan dapat dilakukan saat duduk atau berdiri. 
dilakukan dengan perasaan senang, rileks, serta tidak menahan napas. 
''Bila sedang berada di bus kota, sedang di depan meja komputer, gerakan 
ini bisa saja dilakukan dalam hanya dalam lima menit. Biasanya latihan 
yang dianjurkan tiga kali seminggu, masing-masing sekitar 15-20 menit, 
harus selalu membayangkan gerak fisiknya, supaya tersambung sirkuit otak 
dengan gerakan-gerakan yang sedang dilakukan.
1. Latih peregangan leher
Posisi badan menghadap lurus ke depan, dengan telapak tangan kanan pada 
sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, sementara kepala 
menghadap lurus ke depan. Otot-otot leher akan terasa teregang melawan dorongan 
tangan. Lakukan delapan kali hitungan dengan tidak menahan nafas. 
Lakukan secara bergantian dengan telapak tangan kiri.
2. Peregangan bahu dan lengan atas
a. Luruskan tangan kanan ke atas (di samping telinga), telapak tangan 
menghadap ke depan. Tangan kiri melewati belakang di bawah siku tangan 
kanan. Tangan yang lurus digerakkan ke belakang, sedangkan tangan yang 
satunya menahan ke depan.
Akan terasa regangan pada bahu dan lengan atas. Hembuskan nafas pada 
saat otot diaktifkan atau tegang. Kemudian lakukan bergantian dengan 
tangan yang kiri, masing-masing dua kali.
b. Luruskan tangan kanan ke atas, di samping telinga dengan telapak 
tangan menghadap ke dalam. Tangan yang lurus digerakkan ke kanan, 
sedangkan tangan yang satu lagi menarik tangan kanan ke arah dalam. Lakukan 
bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.
c. Posisi tangan kanan lurus menekan ke arah telinga kanan dan tangan 
yang satu lagi mendorong ke arah keluar. Lakukan bergantian dengan 
tangan kiri, masing-masing dua kali.
3. Pemanasan sakelar otak
Gosoklah dua lekukan kiri dan kanan di bawah pertemuan tulang selangka 
kiri dan kanan dengan tulang dada. Dengan tangan lain gosok daerah 
perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas, ke bawah dan 
memutar dari kiri atas ke kanan atas. Lakukan enam kali pernapasan 
dengan tangan bergantian.
4. Latihan inti
a. Delapan tidur
Berdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu 
jari menghadap ke atas di depan hidung. Gerakkan tangan ke kiri atas, 
kiri bawah, kembali ke tengah, lalu ke ke kanan atas, kanan bawah dan 
kembali ke tengah. Gerakan ini membentuk angka delapan tidur dan lakukan 
tanpa diikuti gerakan bola mata.
b. Untuk variasi delapan tidur, gerakkan ibu jari sama seperti gerakan 
delapan tidur, tetapi gerakan ibu jari diikuti dengan gerakan bola 
mata. Lakukan latihan ini bergantian dengan tangan kanan, kiri, dan kedua 
tangan saling berkaitan. Masing-masing dalam hitungan dua kali delapan.
 
 
No comments:
Post a Comment